Saturday, June 25, 2016

KAJIAN SURAT AL BAQARAH AYAT 163-167

Views :

MANUSIA ITU LUCU DAN TIDAK PUNYA RASA MALU
Catatan Kecil Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Sabtu (25/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus

[Surat Al-Baqarah 163]
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (163)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Allah Maha Esa. Esa dalam dzat, sifat dan perbuatan. Lafadh Ar Rahman-Ar Rahim ada beberapa makna. Ar Rahman Yang Maha Belas Kasih di dunia dan akhirat, Ar Rahim Yang Maha Belas Kasih di akhirat saja. Ar Rahman Yang Memberi Nikmat Dengan Sebesar-Besarnya Nikmat, Ar Rahim Yang Memberi Nikmat Dengan Selembut-lembutnya Nikmat. Ar Rahman Yang Maha Pengasih Ar Rahim Yang Maha Penyayang.

[Surat Al-Baqarah 164]
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah silih bergantinya malam dan siang, kadang malam lebih panjang dari siang, kadang sebaliknya. Pergantian panjang pendek waktu siang dan malam ini kurang begitu kita rasakan di Indonesia, tapi di Negara lain seperti di Arab Saudi akan terlihat mencolok bisa selisih 1 – 2 jam. Langit membentang luas tanpa penyangga sekian lamanya tidak pernah bocor atau pun pecah. Q.S. Qaaf ayat 6:
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7)
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata
Bagaimana bumi kelihatan seperti datar padahal bumi itu bulat? Lafadh Samawat dibuat jama’ Al Ardl dibuat mufrad (tunggal) padahal sama-sama terdiri dari 7 lapis, hanya saja lapisan langit berjarak sedang lapisan-lapisan bumi menyatu.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ [لقمان:25]
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah."
Orang kafir model bagaimana pun jika kita tanya one by one “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” pasti mereka akan menjawab “Allah”.
Diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah kapal dengan ribuan ton kebutuhan manusia tidak tenggelam di lautan. Hujan yang turun dari langit dalam bentuk gumpalan es sampai dibumi sudah berupa tetesan air yang lembut. Kemudian dari air menumbuhkan berbagai macam tanaman di bumi yang asalnya kering. Q.S. Ar Ra’d ayat 4:
يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ
……disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya
Dari air hujan yang sama tapi menumbuhkan buah-buahan dengan aneka warna dan rasa. Bagaimana Allah menuangkan air dalam batok kelapa muda. Memang orang kafir sungguh keterlaluan menyamakan Allah dengan patung, sedangkan manusia disamakan patung saja tidak terima. Dan bagaimana Allah memberi pigmen warna kepada kucing yang berbeda warna satu dengan lainnya.
Memang manusia itu lucu dan tidak punya malu, ketika suatu pagi ayam kita bertelur ada tetangga yang bertanya “ini telur siapa?” kita menjawab ”telurku” tapi keesokan harinya ketika ayam kita mengeluarkan kotoran dan tetangga kita tanya ”ini tahi siapa?” kita pasti menjawab “tahi ayam”. Mestinya kalau konsisten jawabnya harus ”tahiku”. Senang mengklaim yang bukan hasil karyanya. Q.S. Yaasin ayat 71:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71)
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
Keterbatasan akal manusia tidak akan menjangkau dzat Allah sehingga Nabi Muhammad memerintahkan kita untuk berfikir tentang ciptaanNya tidak pada penciptanya.
تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

[Surat Al-Baqarah 165-167]
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (165) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ (167)
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

Walaupun tanda-tanda kekuasaan Allah begitu nyata tapi tetap saja mereka penyembah berhala mencintai sesembahannya sebagaimana ia mencintai Allah. Sedangkan orang mukmin cintanya pada Allah lebih dari segalanya.
Qira’at Sab’at lafadh وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوْا  ada yang membaca walaw tara memakai ta’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya kamu (Muhammad) melihat orang-orang yang berbuat zalim” ada yang membaca “walaw yara” memakai ya’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui”.
Besok di hari kiamat mereka orang-orang kafir baru akan mengakuinya. Dan para pengikut kafir akan merasa kecewa terhadap pimpinan mereka ketika tahu ternyata pimpinan mereka berlepas tangan atas nasib mereka. Neraka itu ada 7:
1.      Neraka Jahannam (Nerakanya umat islam yang berbuat dosa dan belum bertaubat)
2.      Ladha (Nerakanya umat Kristiani)
3.      Huthamah (Nerakanya umat Yahudi)
4.      Sa’ir (Nerakanya kaum Shabi’ah atau golongan penyembah malaikat)
5.      Saqar (Nerakanya kaum Majusi)
6.      Jahim (Nerakanya kaum watsany atau penyembah berhala)
7.      Hawiyah (Nerakannya orang-orang Munafiq)
Setiap penghuni neraka pasti melewati Jahannam. Ketika masih di Jahannam maka masih ada harapan untuk bisa keluar, tapi ketika sudah menembus neraka berikutnya maka sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa keluar dari neraka. Mereka akan kekal selama-lamanya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا [النساء: 145]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim

No comments:

Post a Comment