MANUSIA ITU LUCU DAN TIDAK PUNYA RASA MALU
Catatan
Kecil Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Sabtu (25/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus
[Surat Al-Baqarah 163]
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ
الرَّحِيمُ (163)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Allah Maha
Esa. Esa dalam dzat, sifat dan perbuatan. Lafadh Ar Rahman-Ar Rahim ada
beberapa makna. Ar Rahman Yang Maha Belas Kasih di dunia dan akhirat, Ar
Rahim Yang Maha Belas Kasih di akhirat saja. Ar Rahman Yang Memberi
Nikmat Dengan Sebesar-Besarnya Nikmat, Ar Rahim Yang Memberi Nikmat
Dengan Selembut-lembutnya Nikmat. Ar Rahman Yang Maha Pengasih Ar
Rahim Yang Maha Penyayang.
[Surat Al-Baqarah 164]
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا
أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا
وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ
بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.
Diantara tanda-tanda
kekuasaan Allah adalah silih bergantinya malam dan siang, kadang malam lebih
panjang dari siang, kadang sebaliknya. Pergantian panjang pendek waktu siang
dan malam ini kurang begitu kita rasakan di Indonesia, tapi di Negara lain
seperti di Arab Saudi akan terlihat mencolok bisa selisih 1 – 2 jam. Langit
membentang luas tanpa penyangga sekian lamanya tidak pernah bocor atau pun
pecah. Q.S. Qaaf ayat 6:
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا
وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا
فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7)
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang
ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan
Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya
segala macam tanaman yang indah dipandang mata
Bagaimana bumi
kelihatan seperti datar padahal bumi itu bulat? Lafadh Samawat dibuat
jama’ Al Ardl dibuat mufrad (tunggal) padahal sama-sama terdiri
dari 7 lapis, hanya saja lapisan langit berjarak sedang lapisan-lapisan bumi
menyatu.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ
لَيَقُولُنَّ اللهُ [لقمان:25]
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada
mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka
akan menjawab: "Allah."
Orang kafir
model bagaimana pun jika kita tanya one by one “Siapa yang menciptakan
langit dan bumi?” pasti mereka akan menjawab “Allah”.
Diantara tanda-tanda
kekuasaanNya adalah kapal dengan ribuan ton kebutuhan manusia tidak tenggelam
di lautan. Hujan yang turun dari langit dalam bentuk gumpalan es sampai dibumi
sudah berupa tetesan air yang lembut. Kemudian dari air menumbuhkan berbagai
macam tanaman di bumi yang asalnya kering. Q.S. Ar Ra’d ayat 4:
يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ
فِي الأكُلِ
……disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya…
Dari air hujan
yang sama tapi menumbuhkan buah-buahan dengan aneka warna dan rasa. Bagaimana Allah
menuangkan air dalam batok kelapa muda. Memang orang kafir sungguh keterlaluan menyamakan
Allah dengan patung, sedangkan manusia disamakan patung saja tidak terima. Dan
bagaimana Allah memberi pigmen warna kepada kucing yang berbeda warna satu
dengan lainnya.
Memang manusia
itu lucu dan tidak punya malu, ketika suatu pagi ayam kita bertelur ada tetangga
yang bertanya “ini telur siapa?” kita menjawab ”telurku” tapi
keesokan harinya ketika ayam kita mengeluarkan kotoran dan tetangga kita tanya ”ini
tahi siapa?” kita pasti menjawab “tahi ayam”. Mestinya kalau
konsisten jawabnya harus ”tahiku”. Senang mengklaim yang bukan hasil
karyanya. Q.S. Yaasin ayat 71:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا
أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71)
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah
Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
Keterbatasan akal manusia tidak akan menjangkau dzat Allah sehingga
Nabi Muhammad memerintahkan kita untuk berfikir tentang ciptaanNya tidak pada
penciptanya.
تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِي اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ
[Surat Al-Baqarah 165-167]
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ
يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (165) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ
الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
(166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ
كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ
وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ (167)
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya,
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu)
ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang
mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara
mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti:
"Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri
dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah
Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka;
dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.
Walaupun tanda-tanda kekuasaan Allah begitu nyata tapi tetap saja
mereka penyembah berhala mencintai sesembahannya sebagaimana ia mencintai
Allah. Sedangkan orang mukmin cintanya pada Allah lebih dari segalanya.
Qira’at Sab’at lafadh وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوْا ada yang membaca “walaw tara” memakai ta’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya kamu
(Muhammad) melihat orang-orang yang berbuat zalim” ada yang membaca “walaw
yara” memakai ya’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui”.
Besok di hari kiamat mereka orang-orang kafir baru akan mengakuinya. Dan
para pengikut kafir akan merasa kecewa terhadap pimpinan mereka ketika tahu
ternyata pimpinan mereka berlepas tangan atas nasib mereka. Neraka itu ada 7:
1. Neraka Jahannam (Nerakanya umat islam yang berbuat
dosa dan belum bertaubat)
2. Ladha (Nerakanya umat Kristiani)
3. Huthamah (Nerakanya umat Yahudi)
4. Sa’ir (Nerakanya kaum Shabi’ah atau golongan
penyembah malaikat)
5. Saqar (Nerakanya kaum Majusi)
6. Jahim (Nerakanya kaum watsany atau penyembah
berhala)
7.
Hawiyah (Nerakannya
orang-orang Munafiq)
Setiap penghuni neraka pasti melewati Jahannam. Ketika masih di
Jahannam maka masih ada harapan untuk bisa keluar, tapi ketika sudah menembus neraka
berikutnya maka sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa keluar dari neraka. Mereka
akan kekal selama-lamanya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ
وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا [النساء: 145]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.
Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim
No comments:
Post a Comment