* Kutipan Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Senin (13/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh KH. M. Sya'roni Ahmadi Kudus
[Surat Al-Baqarah 123]
وَاتَّقُوا يَوْمًا لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ (123)
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."
الشفاعة هي سؤال الخير من الغير للغير
Syafaat adalah memintakan kebaikan dari orang lain kepada orang lain.
Yang dimaksud “tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa’at kepadanya” di hari akhirat pada ayat ini adalah bagi orang kafir. Sebab saling memberi syafaat bagi orang mu'min itu bisa terjadi baik di dunia maupun di akhirat sedangkan bagi orang kafir saling memberi syafaat hanya terjadi di dunia saja.
Pemberi syafaat bagi umat nabi Muhammad SAW itu banyak, diantaranya syafaat Nabi Muhammad, puasa, al Qur’an, orang alim dan sebagainya.
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Setiap nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi segera menggunakan do’anya. Dan sesungguhnya saya menyimpan do’aku untuk member syafa’at pada umatku di hari kiamat".
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat pada seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka berilah saya izin untuk memberi syafaat padanya. Al Qur’an berkata: Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah izin padaku untuk memberi syafaat padanya. Maka kedua mendapat izin untuk memberikan syafaatnya”.
[Surat Al-Baqarah 124]
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (124)
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Berat ringan ujian manusia bergantung pada pangkat/derajatnya. Semakin tinggi pangkat manusia maka semakin berat pula ujian yang harus dilaluinya.
Makhluk paling mulia adalah manusia, golongan manusia yang paling mulia adalah kaum nabi Muhammad kemudian kaum nabi Ibrahim, kaum nabi Adam.
Diantara ujian nabi Ibrahim adalah perintah khitan di usia 80 tahun, perintah menyembelih Ismail putranya, dibakar oleh raja Namrud dan banyak versi tafsir lainnya. Setelah nabi Ibrahim menunaikan ujiannya maka Allah memberi kompensasi kelulusan ujiannya yaitu menjadikan Ibrahim sebagai imam bagi seluruh manusia. Nabi Ibrahim memohon pada Allah “Walaupun yang telah lulus menunaikan ujian adalah saya semoga keturunan saya juga bisa menjadi pimpinan.” Do’a nabi Ibrahim akhirnya dikabulkan juga untuk keturunannya kecuali bagi orang-orang yang zalim.
Ayat ini memberi pelajaran penting ketika berdoa agar tidak untuk diri sendiri tapi menyertakan juga anggota keluarganya dalam do’a.
Semoga bermanfaat!
Oleh KH. M. Sya'roni Ahmadi Kudus
[Surat Al-Baqarah 123]
وَاتَّقُوا يَوْمًا لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ تَنْفَعُهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ هُمْ يُنْصَرُونَ (123)
"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."
الشفاعة هي سؤال الخير من الغير للغير
Syafaat adalah memintakan kebaikan dari orang lain kepada orang lain.
Yang dimaksud “tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa’at kepadanya” di hari akhirat pada ayat ini adalah bagi orang kafir. Sebab saling memberi syafaat bagi orang mu'min itu bisa terjadi baik di dunia maupun di akhirat sedangkan bagi orang kafir saling memberi syafaat hanya terjadi di dunia saja.
Pemberi syafaat bagi umat nabi Muhammad SAW itu banyak, diantaranya syafaat Nabi Muhammad, puasa, al Qur’an, orang alim dan sebagainya.
لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Setiap nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi segera menggunakan do’anya. Dan sesungguhnya saya menyimpan do’aku untuk member syafa’at pada umatku di hari kiamat".
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ فَيُشَفَّعَانِ
“Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafaat pada seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka berilah saya izin untuk memberi syafaat padanya. Al Qur’an berkata: Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah izin padaku untuk memberi syafaat padanya. Maka kedua mendapat izin untuk memberikan syafaatnya”.
[Surat Al-Baqarah 124]
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (124)
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Berat ringan ujian manusia bergantung pada pangkat/derajatnya. Semakin tinggi pangkat manusia maka semakin berat pula ujian yang harus dilaluinya.
Makhluk paling mulia adalah manusia, golongan manusia yang paling mulia adalah kaum nabi Muhammad kemudian kaum nabi Ibrahim, kaum nabi Adam.
Diantara ujian nabi Ibrahim adalah perintah khitan di usia 80 tahun, perintah menyembelih Ismail putranya, dibakar oleh raja Namrud dan banyak versi tafsir lainnya. Setelah nabi Ibrahim menunaikan ujiannya maka Allah memberi kompensasi kelulusan ujiannya yaitu menjadikan Ibrahim sebagai imam bagi seluruh manusia. Nabi Ibrahim memohon pada Allah “Walaupun yang telah lulus menunaikan ujian adalah saya semoga keturunan saya juga bisa menjadi pimpinan.” Do’a nabi Ibrahim akhirnya dikabulkan juga untuk keturunannya kecuali bagi orang-orang yang zalim.
Ayat ini memberi pelajaran penting ketika berdoa agar tidak untuk diri sendiri tapi menyertakan juga anggota keluarganya dalam do’a.
Semoga bermanfaat!
Senang bisa ikut dirosah kepada Yai Sya'roni, walaupun melalui wasilah ikhtisar dari Adinda Ust. Ahmad Irham.
ReplyDeleteLanjutkann.... semoga istiqamah! ;)