* Kutipan Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Selasa (14/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni
Ahmadi Kudus
Penguatan keterangan tafsir Q.S.
Al Baqarah 123-124 tanggal (13/06/16):
Dalil besok
di akhirat orang kafir tidak bisa mendapat syafa’at adalah teriakan orang-orang
kafir yang iri melihat kerukunan dan saling kasih mengasihi sesama orang mu’min
di padang mahsyar dalam Q.S. Asy Syu’ara’ 100-102:
فَمَا لَنَا
مِنْ شَافِعِينَ (100) وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ (101) فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (102)
“Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at
seorangpun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab, maka sekiranya kita
dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang
beriman."
Mari kita jaga kerukunan antar sesama orang mu’min, jangan saling
bermusuhan walau pun berbeda-beda agar kerukunan dan saling mengasihi ini
langgeng sampai di akhirat nanti.
Ujian perintah
khitan kepada nabi Ibrahim adalah ujian berat karena perintah turun saat nabi
Ibrahim berusia 80 tahun, dengan alat pemotong kapak. Perintah ini segera
dilaksanakan nabi Ibrahim tanpa menunggu lama sehingga nabi Ibrahim dipuji
sebagai nabi yang patuh sebagaimana Q.S. An Nahl ayat 120:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ
كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Sesungguhnya Ibrahim
adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan
hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan),”
Nabi
Ibrahim adalah orang yang pertama kali diperintah khitan. Hal ini bukan berarti
nabi-nabi sebelumnya tidak khitan, karena diterangkan dalam tafsir Baydhowi bahwa
semua nabi khitan kecuali 13 nabi dalam riwayat lain 14 nabi.[1]
Adapun 13 nabi tidak khitan karena ketika lahir sudah dalam keadaan dikhitan
sebagaimana nabi Adam, Idris, Syis dan nabi berikutnya sampai 13 nabi. Dari
keterangan ini bisa diambil sebuah putusan hukum fiqih apabila ada bayi yang
terlahir sudah dikhitan maka tidak ada kewajiban khitan maupun kewajiban
menempelkan alat pemotong padanya.
[Surat Al-Baqarah 125]
وَإِذْ جَعَلْنَا
الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ
وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ (125)
"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan
rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan
jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan
kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang
thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
Qira’at Sab’at lafadh وَاتَّخذُوا dibaca:
1). huruf Kha’ berharakat fathah (wattakhadzu) berupa fi’il madhi yang
artinya “Dan mereka menjadikan..” 2). huruf Kha’ berharakat kasrah (wattakhidzu)
berupa fi’il amar yang artinya “Dan jadikanlah…”.
Maqam
Ibrahim adalah batu yang digunakan nabi Ibrahim sebagai landasan ketika
merenovasi Ka’bah bukan tempat pemakaman nabi Ibrahim. Bagi jama’ah haji atau
umrah yang mendapat kesempatan bisa shalat di Maqam Ibrahim janganlah
lama-lama. Berilah kesempatan pada jama’ah yang lain untuk shalat di tempat
tersebut, karena member kesempatan pada yang lain juga mendapat pahala yang
besar sehingga tidak hanya mendapat pahala shalat di maqam Ibrahim saja tapi
juga pahala memberi kesempatan pada orang lain untuk memperolah keutamaan ini. Hal
ini juga berlaku untuk keutamaan yang lain seperti keutamaan mencium hajar
aswad.
Nabi Ibrahim
dan nabi Isma’il bukanlah orang yang pertama kali
membangun Ka’bah tapi orang yang merenovasi Ka’bah sebab Ka’bah sudah ada sebelum
nabi Ibrahim dan bangunan Ka’bah ini pernah rusak pada zaman nabi Nuh
ketika dilanda banjir besar.
[Surat Al-Baqarah 126]
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَذَا بَلَدًا آَمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آَمَنَ مِنْهُمْ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ
إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (126)
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rizki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah
dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku
beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali"
Qira’at Sab’at Lafadh فَأُمتعُهُ
ada yang membaca faumatti’uhu
ada yang membaca faumti’uhu.
Do’a nabi Ibrahim setelah
renovasi Ka’bah:
1.
Negara Makah dikaruniai aman sentosa dan do’a ini disetujui oleh Allah
2.
Penduduk Makah diberi rizqi dari buah-buahan tapi hanya bagi yang
beriman saja.
Pada do’a
kedua ini nabi Ibrahim ditegur oleh Allah karena rizqi di dunia bukan monopoli
orang yang beriman saja akan tetapi orang kafir juga diberi rizki oleh Allah. Rizqi
di dunia itu harganya murah sehingga tidak hanya untuk umat Islam saja juga
untuk orang kafir. Bagi jama’ah haji Indonesia ketika di tanah haram Makah
sebaiknya berdo’a untuk negara Indonesia “Semoga negara Indonesia dikarunia
rasa aman dan sentosa serta penduduknya diberi keluasan rizqi baik untuk muslim
maupun untuk orang kafir.”
Semoga bermanfaat!
Abi Nala Wa Bimbim
[1] Nabi-nabi yang terlahir
sudah dalam keadaan terkhitan adalah sebagai berikut: 1. Nabi Adam, 2. Nabi
Syist, 3. Nabi Nuh, 4. Nabi Hud, 5. Nabi Shalih, 6. Nabi Luth, 7. Nabi Syuaib, 8.
Nabi Yusuf, 9. Nabi Musa, 10. Nabi Sulaiman, 11. Nabi Zakaria, 12. Nabi Isa, 13.
Nabi Muhammad SAW
No comments:
Post a Comment