KISAH NABI MUSA DAN SEEKOR KERANGKANG (SEMUT RANGRANG)
Catatan Kecil Pengajian
Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Senin (20/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus
[Surat Al-Baqarah 144]
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ
قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا
كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ
أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
(144)
Sungguh Kami (sering) melihat
mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat
yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja
kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Nabi Muhammad SAW sering menengadahkan
mukanya ke langit karena berharap dan menunggu-nunggu turunnya wahyu dari Allah
agar kiblat umat Islam kembali dari Baitul Muqaddas ke kiblat yang disukainya
yaitu Ka’bah. Permohonan ini dipenuhi oleh Allah sehingga kiblat umat Islam
kembali ke Ka’bah. Kembalinya kiblat ke Ka’bah sudah diketahui sebelumnya oleh
ahli kitab karena sudah dijelaskan dalam kitab Taurat maupun Injil, bahwa
kiblat umat Islam adalah Ka’bah.
Lafadl يَعْمَلُونَ dalam
qira’ah sab’ah ada bacaan ya’malun memakai huruf ya’ yang artinya “mereka (orang-orang Yahudi) lakukan”, ada bacaan ta’malun memakai hurut ta’ yang artinya “kalian (umat Islam) lakukan”.
[Surat Al-Baqarah 145]
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
بِكُلِّ آَيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا
بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ
مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (145)
Dan sesungguhnya jika kamu
mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab
(Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti
kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian
merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Umat Yahudi tidak akan mengikuti kiblat
umat Islam walaupun itu adalah suatu kebenaran. Demikian juga Yahudi tidak akan
mengikuti kiblat Nasrani dan Nasrani tidak pula mengikuti kiblatnya Yahudi.
Kiblat Yahudi adalah Baitul Muqaddas dan kiblat Nasrani adalah mathla’ asy
syam (arah munculnya matahari). Kiblat Nasrani bukanlah berdasar wahyu tapi
rekayasa Paulus setelah Nabi Isa dirafa’. Paulus adalah orang Yahudi yang
menyusup masuk agama Nasrani (Kristen) dan bermaksud merusak ajarannya. Paulus
menyebar kebohongan bahwa dia bermimpi bertemu dengan Nabi Isa dan mengatakan
padanya bahwa matahari adalah bintang yang ia senangi. Nabi Isa berpesan
padanya agar umatnya ketika sembahyang menghadap arah terbitnya matahari.
[Surat Al-Baqarah 146-148]
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ
كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ
وَهُمْ يَعْلَمُونَ (146) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
(147) وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا
تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
(148)
Orang-orang (Yahudi dan
Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad
seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian
diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Kebenaran
itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Abdullah bin Salam seorang pendeta Yahudi
yang telah masuk Islam menyatakan bahwa Ia dan pendeta-pendeta Yahudi lainnya
mengenal betul sifat-sifat Nabi Muhammad dan kebenaran kenabiannya seperti
mereka mengenal anaknya sendiri bahkan lebih.
Walaupun Nabi Muhammad SAW sering
dicemooh dan diolok-olok kaum Yahudi tapi beliau tidak pernah ingin membalas
karena Nabi Muhammad SAW diutus untuk misi Rahmatan Lil ‘Alamin (Q.S. Al Anbiya’: 107) sehingga umat Nabi Muhammad sampai besok
hari kiamat tidak akan ada penumpasan, tapi untuk musibah tetap ada. Ada
perbedaan antara musibah dengan penumpasan. Penumpasan itu menimpa hanya terhadap
orang-orang kafir, sedangkan musibah bisa menimpa orang kafir bisa juga menimpa
umat Islam. Q.S. Al Anfal ayat 25:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا
مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (25)
Dan takutlah kalian dari
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
Ketika Nabi Musa tertidur kelelahan
beliau bermimpi bertemu Allah dan bertanya kepada-Nya “Kenapa ladang dan sawah orang-orang yang tidak
berdosa ikut terkena musibah?” Allah menjawab “Tunggu sebentar! Engkau akan mendapati jawabannya”. Sambil menunggu jawaban
dari Allah ada kerangkang merambat di kaki Nabi Musa dan menggigitnya
lalu oleh Nabi Musa ditepuk hingga mati. Kemudian ada kerangkang (semut
rangrang-Indonesia) lain yang baru merambat belum sampai menggigit ditepuk oleh
Nabi Musa hingga mati, begitu seterusnya terhadap kerangkang yang lain.
Nabi Musa ditanya oleh Allah “Yang menggigitmu hanya seekor, kenapa engkau membunuh kerangkang yang
lain?” Nabi Musa “Mereka adalah temannya dan
sudah pasti nanti juga seperti kerangkang tadi.” Allah menjawab “Itulah jawaban dari pertanyaanmu tadi.”
Semoga bisa diterima dan bermanfaat
bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim
Indonesianyap
ReplyDeleteIndonesianya
ReplyDelete