Monday, June 20, 2016

KAJIAN SURAT AL BAQARAH AYAT 144-148

Views :
KISAH NABI MUSA DAN SEEKOR KERANGKANG (SEMUT RANGRANG)
Catatan Kecil Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Senin (20/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Syaroni Ahmadi Kudus

[Surat Al-Baqarah 144]
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (144)
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Nabi Muhammad SAW sering menengadahkan mukanya ke langit karena berharap dan menunggu-nunggu turunnya wahyu dari Allah agar kiblat umat Islam kembali dari Baitul Muqaddas ke kiblat yang disukainya yaitu Ka’bah. Permohonan ini dipenuhi oleh Allah sehingga kiblat umat Islam kembali ke Ka’bah. Kembalinya kiblat ke Ka’bah sudah diketahui sebelumnya oleh ahli kitab karena sudah dijelaskan dalam kitab Taurat maupun Injil, bahwa kiblat umat Islam adalah Ka’bah.
Lafadl يَعْمَلُونَ dalam qiraah sabah ada bacaan yamalun memakai huruf ya yang artinya mereka (orang-orang Yahudi) lakukan, ada bacaan tamalun memakai hurut ta yang artinya kalian (umat Islam) lakukan.

[Surat Al-Baqarah 145]
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ بِكُلِّ آَيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (145)
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.

Umat Yahudi tidak akan mengikuti kiblat umat Islam walaupun itu adalah suatu kebenaran. Demikian juga Yahudi tidak akan mengikuti kiblat Nasrani dan Nasrani tidak pula mengikuti kiblatnya Yahudi. Kiblat Yahudi adalah Baitul Muqaddas dan kiblat Nasrani adalah mathla’ asy syam (arah munculnya matahari). Kiblat Nasrani bukanlah berdasar wahyu tapi rekayasa Paulus setelah Nabi Isa dirafa’. Paulus adalah orang Yahudi yang menyusup masuk agama Nasrani (Kristen) dan bermaksud merusak ajarannya. Paulus menyebar kebohongan bahwa dia bermimpi bertemu dengan Nabi Isa dan mengatakan padanya bahwa matahari adalah bintang yang ia senangi. Nabi Isa berpesan padanya agar umatnya ketika sembahyang menghadap arah terbitnya matahari.

[Surat Al-Baqarah 146-148]
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (146) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (147) وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (148)
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Abdullah bin Salam seorang pendeta Yahudi yang telah masuk Islam menyatakan bahwa Ia dan pendeta-pendeta Yahudi lainnya mengenal betul sifat-sifat Nabi Muhammad dan kebenaran kenabiannya seperti mereka mengenal anaknya sendiri bahkan lebih.
Walaupun Nabi Muhammad SAW sering dicemooh dan diolok-olok kaum Yahudi tapi beliau tidak pernah ingin membalas karena Nabi Muhammad SAW diutus untuk misi Rahmatan Lil Alamin (Q.S. Al Anbiya: 107) sehingga umat Nabi Muhammad sampai besok hari kiamat tidak akan ada penumpasan, tapi untuk musibah tetap ada. Ada perbedaan antara musibah dengan penumpasan. Penumpasan itu menimpa hanya terhadap orang-orang kafir, sedangkan musibah bisa menimpa orang kafir bisa juga menimpa umat Islam. Q.S. Al Anfal ayat 25:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (25)
Dan takutlah kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
Ketika Nabi Musa tertidur kelelahan beliau bermimpi bertemu Allah dan bertanya kepada-Nya Kenapa ladang dan sawah orang-orang yang tidak berdosa ikut terkena musibah? Allah menjawab Tunggu sebentar! Engkau akan mendapati jawabannya. Sambil menunggu jawaban dari Allah ada kerangkang merambat di kaki Nabi Musa dan menggigitnya lalu oleh Nabi Musa ditepuk hingga mati. Kemudian ada kerangkang (semut rangrang-Indonesia) lain yang baru merambat belum sampai menggigit ditepuk oleh Nabi Musa hingga mati, begitu seterusnya terhadap kerangkang yang lain. Nabi Musa ditanya oleh Allah Yang menggigitmu hanya seekor, kenapa engkau membunuh kerangkang yang lain? Nabi Musa Mereka adalah temannya dan sudah pasti nanti juga seperti kerangkang tadi. Allah menjawab Itulah jawaban dari pertanyaanmu tadi.

Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim

2 comments: