*Kutipan Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Rabu (15/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus
Ulasan
keterangan tafsir Q.S. Al Baqarah 125-126 tanggal (14/06/16):
Bangunan Ka’bah setelah terjadinya banjir besar pada zaman
Nabi Nuh rusak berat bahkan kerusakannya sampai pada pondasi Ka’bah. Bangunan
Ka’bah menjadi tidak terlihat sehingga ada yang berpendapat bahwa nabi-nabi
setelah Nabi Nuh sebelum Nabi Ibrahim tidak melaksanakan haji, namun ada yang
berpendapat bahwa semua nabi pasti pernah melaksanakan haji melalui bimbingan malaikat
Jibril tentang posisi Ka’bah.
مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ حَجَّ
“Tiada nabi kecuali ia telah
melaksanakan haji.”
Konflik internal rumah tangga Nabi
Ibrahim berbuah hikmah
Suatu ketika Sarah istri pertama Nabi
Ibrahim merasa cemburu pada Hajar istri muda Nabi Ibrahim, Sarah meminta Nabi
Ibrahim agar salah satu anggota tubuh Hajar dilukai dan permintaan Sarah ini
pun diikuti Nabi Ibrahim. Atas arahan malaikat Jibril telinga Hajar dilubangi
kemudian diberi anting. Sarah justru semakin jengkel karena setelah telinga
Hajar dilubangi dan dipasang anting justru semakin tambah kelihatan cantik.
Sarah pun minta untuk dilubangi telinganya sebagaimana Hajar. Ketika kandungan
Hajar semakin lama semakin membesar maka semakin besar pula kecemburuan Sarah
karena saat itu Sarah belum mengandung. Sarah meminta Nabi Ibrahim agar ia dan Hajar
dipisah. Nabi Ibrahim pun menuruti permintaan istri pertamanya. Dengan
kendaraan buraq Nabi Ibrahim bersama Hajar berangkat dari Baitul Muqaddas
menuju Makkah. Di kota Makkah Nabi Ibrahim membangun rumah untuk Hajar (di
sekitar sumur zam-zam). Setelah rumahnya jadi Nabi Ibrahim kembali ke Baitul
Muqaddas. Sebelum kembali Nabi Ibrahim berdo’a kepada Allah:
رَبَّنَا إِنِّي
أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ
وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [إبراهيم :
37]
“Ya Rabb kami, sesungguhnya
aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat Rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami
(yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rizkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Dalam do’a Nabi Ibrahim tersebut antara
aduan dan permohonan kelihatan tidak singkron. Aduannya adalah Nabi Ibrahim
meninggalkan keluarganya ditempat yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di
Baitullah, permohonannya adalah agar keluarganya menjadi orang yang ahli
ibadah. Umumnya ketika mendapati tempat yang tidak mempunyai tanaman-tanaman
orang akan meminta agar diberi rizqi yang luas, namun Nabi Ibrahim yang diminta
pertama kali adalah agar keluarganya menjadi orang yang ahli ibadah. Ketika
telah menjadi ahli ibadah Allah akan melimpahkan rizqi yang luas sehingga
mereka bisa menjadi orang yang bersyukur. Sebab jika penghuni rumah ahli ibadah
maka tamu-tamu yang datang akan ikut menjadi ahli ibadah, demikian sebaliknya.
Do’a Nabi Ibrahim ini baik apabila
dilaksanakan bagi siapa saja yang telah selesai membangun rumah dan akan
mendiaminya dengan tata cara dibaca 313 kali baik dibaca sendiri atau dibagi
dengan orang lain agar keluarga diberi keluasan rizqi.
Dari ibu Hajar dikaruniai seorang putra
bernama Ismail. Ketika Nabi Ibrahim datang ke Makkah ia mengajak putranya
Ismail yang masih kecil untuk merenovasi bangunan Ka’bah dengan malaikat Jibril selaku arsiteknya.
[Surat Al-Baqarah 127]
وَإِذْ يَرْفَعُ
إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127)
“Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim meninggikan (membina) pondasi-pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya
berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Ayat ini memberi pelajaran bagi kita
untuk selalu membaca do’a setiap selesai melakukan ibadah apapun baik shalat,
puasa atau lainnya agar ibadahnya diterima dengan do’a berikut:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
karena amal yang paling utama adalah amal
yang diterima Allah SWT.
Pernah suatu ketika murid Abdullah Ibnu
Abbas bertanya kepada Sayyidina Ali ketika Ibnu Abbas telah meninggal; “Wahai Ali! Saya pernah bertanya
kepada Ibnu Abbas tentang ibadah, bulan dan hari yang paling utama. Beliau
menjawab ibadah yang paling utama adalah shalat pada awal waktunya, bulan yang
paling utama adalah bulan Ramadhan dan hari yang paling utama adalah hari Jumu'ah. Apakah jawaban beliau
benar?”Sayyidina
Ali menjawab; “Setiap orang
yang kamu Tanya demikian pasti jawabnya sama seperti jawaban Ibnu Abbas. Beda
dengan jawabanku karena bagiku ibadah apapun asal diterima Allah SWT itu adalah
ibadah yang paling utama, bulan apapun yang digunakan untuk bertaubat atau meminta
maghfirah adalah bulan yang paling utama, dan hari yang paling utama adalah
hari apapun yang kamu mati husnul khatimah.”
[Surat Al-Baqarah 128-129]
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا
مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا
وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128) رَبَّنَا وَابْعَثْ
فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129)
“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami,
dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
[Surat Al-Baqarah 130]
وَمَنْ يَرْغَبُ
عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي
الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (130)
“Dan tidak ada yang benci
kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan
sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat
benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.”
Lafadh مَنْ bermakna nafi (kalimat
negatif) yang berarti tidak. Lafadh يَرْغَبُ mempunyai dua makna yang
bertentangan yaitu “senang” dan “benci” tergantung huruf jar yang menyertainya.
Jika setelahnya berupa huruf jar عَنْ (‘an) sebagaimana ayat di
atas maka artinya “benci”. Jika setelahnya berupa huruf jar عَلَى (‘ala) maka artinya "senang”.
Nabi Ibrahim adalah nabi unggulan setelah
Nabi Muhammad SAW. Karena manusia paling utama adalah orang Islam, orang Islam
yang paling utama adalah yang menjadi nabi, nabi yang paling utama adalah yang
menjadi rasul, rasul yang paling utama adalah nabi yang masuk dalam golongan
Ulul ‘Azmi dengan keutamaan secara berurut sebagai berikut: 1. Nabi Muhammad
SAW 2. Nabi Ibrahim 3. Nabi Musa 4. Nabi Isa 5. Nabi Nuh.
Nabi Nuh masuk dalam golongan Ulul Azmi
walaupun hasil dakwahnya tidak begitu besar sebagaimana Nabi Sulaiman yang bisa
menundukkan manusia, alam hewan, jin dan setan. Sementara Nabi Sulaiman tidak
masuk golongan Ulul Azmi. Hal ini memberi pelajaran kepada kita bahwa Allah
tidak menilai dari hasil yang dicapai tapi dari proses. Sehingga ketika kita
merasakan berat ibadah yang sedang kita lakukan maka disitulah justru pahala
besar diharapkan.
Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
FB: Abi Nala Wa
Bimbim
No comments:
Post a Comment