Tuesday, June 28, 2016

MENJADI PEMENANG DI HARI KEMENANGAN

Views :


Bulan Syawal lebih dikenal dengan bulan kemenangan karena sebulan penuh di bulan Ramadlan telah melawan hawa nafsu dengan berpuasa. Kemenangan ini bukan berarti kita bebas mengumbar nafsu yang sebulan telah tertahan atau telah terbebas dari melakukan amal kebaikan. Justru kemenangan ini harus kita isi dengan menambah amal kebajikan. Kita buka lembaran baru setelah mendapat maghfirah di bulan Ramadlan. Dalam kitab Lathaiful Ma’arif karya Al Imam Ibn Rajab Al Hambali disebutkan:


ليس العيد لمن لبس الجديد        إنما العيد لمن طاعاته تزيد
ليس العيد لمن تجمل باللباس و الركوب    إنما العيد لمن غفرت له الذنوب
Bukanlah hari raya itu milik orang yang berpakaian baru, akan tetapi hari raya itu milik orang yang ketaatannya bertambah
Bukanlah hari raya itu milik orang yang berhias dengan pakaian yang indah dan kendaraan yang mewah, tetapi hari raya itu adalah milik orang yang telah diampuni dosa-dosa baginya.

AMALAN-AMALAN BULAN SYAWAL:
1.      Sunah membaca takbir muqayyad dan takbir mursal
Takbir muqayyad yaitu takbir yg mengikuti shalat, dibaca setelah melaksanakan shalat baik fardu maupun sunnah.
Takbir mursal adalah takbir yang tidak mengikuti shalat. Takbir mursal disunahkan bagi laki-laki maupun perempuan pada setiap waktu di manapun (jalan, masjid, pasar dan lain-lain) yang di mulai dari terbenamnya matahari malam ‘Idul Fitri/’Idul Adlha sampai imam melakukan takbiratul ihram shalat ‘Idul Fitri/’Idul Adlha. Adapun bacaan takbirnya adalah:
اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ اللهُ أكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ اَللَّهُ اَكْبَرُ اَللَّهُ اَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
2.      Menghidupkan malam hari raya dengan ibadah
Nabi Muhammad SAW bersabda :
مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ الْعِيْدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
“Barangsiapa yang menghidupkan malam ‘iid, maka hatinya tidak akan mati di hari hati menjadi mati “
3.      Haram berpuasa pada hari raya
Larangan berpuasa pada hari tersebut berdasarkan hadits berikut:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW melarang puasa pada dua hari: Idul Fithri dan Idul ‘Adha. (HR. Muslim)
4.        Shalat ‘Idul Fitri
Shalat ‘Idul Fitri adalah shalat 2 raka’at dan hukumnya sunah mu’akkadah. Adapun waktunya dimulai sejak terbitnya matahari di hari raya hingga matahari condong ke barat. Tempat untuk melaksanakan shalat id ini boleh di mushalla, mesjid, tanah lapang atau tempat-tempat lainnya. Pada shalat ied tidak disunatkan adzan ataupun iqamah. Kesunnahan-kesunnahannya:
a.    Mandi, waktunya sejak tengah malam hingga menjelang sholat.
b.   Memakai pakaian terbaik dan memakai wangi-wangian. Kesunnahan ini baik orang yang di rumah atau keluar menuju masjid, orang tua, muda, yang sholat atau pun tidak.
c.    Mengakhirkan waktu sholat idul fitri hingga matahari seukuran tombak
d.   Shalat id sebaiknya dilakukan secara berjamaah
e.    Takbir 7 kali pada rakaat pertama setelah membaca doa iftitah (tidak termasuk takbiratul ihram), dan takbir 5 kali pada rakaat kedua sebelum membaca surat Al-Fatihah (tidak termasuk takbir yang dilakukan karena berdiri dari sujud)
f.     Mengangkat kedua belah tangan setinggi bahu (ujung jari-jari sejajar dengan telinga) pada setiap takbir
g.    Membaca tasbih sebelum takbir yang 7 kali dan 5 kali
h.   Pada rakaat pertama sesudah Al-Fatihah membaca surat Qaaf atau surat Al-A'laa dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Qamar atau surat Al-Ghaasyiyah
i.      Imam menyaringkan (jahr) pada bacaan Fatihah dan surat
j.      Selesai shalat id dilakukan 2 khutbah sebagaimana 2 khutbah Jum'at namun dimulai dengan membaca takbir. Pada khutbah pertama membaca takbir 9 kali berturut-turut. Sedangkan pada khutbah kedua 7 kali berturut-turut baru dilanjutkan dengan membaca "hamdalah" dan seterusnya
k.    Wanita-wanita haid dianjurkan untuk mendengarkan khutbah di hadapan pintu-pintu masjid.
l.      Datang lebih pagi bagi selain imam.
m. Berangkat dari satu jalan dan pulang dari jalan yang lain. Dan dianjurkan berangkat di jalan yang berjarak panjang (lama), karena pahala keberangkatannya lebih besar dari pahala pulangnya.
n.   Makan sebelum berangkat sholat idul fitri. Lebih utama dengan kurma dengan jumlah ganjil.
5.      Silaturahim kepada orang ‘alim
قال النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim ia seperti berjabat tangan denganku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku didunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku didunia maka aku mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadits)
6.      Puasa 6 hari
Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Rasulullah SAW dari Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)
Bagaimana cara melakukan puasa ini? An Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melakukan puasa syawal secara berturut-turut (sehari) setelah shalat ‘Idul Fithri. Namun jika tidak berurutan maka boleh diakhirkan hingga akhir Syawal dan tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melakukan puasa Ramadhan.”
Apa faedah melakukan puasa enam hari di bulan Syawal?
Ibnu Rojab rahimahullah menyebutkan beberapa faedah di antaranya:
a.       Berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.
b.      Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti halnya shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah. Amalan sunnah seperti ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam amalan wajib.
c.       Membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan, “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan selanjutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula orang yang melaksanakan kebaikan lalu dilanjutkan dengan melakukan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.”
Karena Allah telah memberi taufik dan menolong kita untuk melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah lalu,  maka hendaklah kita mensyukuri hal ini dengan melaksanakan puasa setelah Ramadhan. Sebagaimana para salaf dahulu, setelah malam harinya melaksanakan shalat malam, di siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur pada Allah atas taufik yang diberikan. (Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, 244, Asy Syamilah)

Saturday, June 25, 2016

KAJIAN SURAT AL BAQARAH AYAT 163-167

Views :

MANUSIA ITU LUCU DAN TIDAK PUNYA RASA MALU
Catatan Kecil Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Sabtu (25/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus

[Surat Al-Baqarah 163]
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (163)
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Allah Maha Esa. Esa dalam dzat, sifat dan perbuatan. Lafadh Ar Rahman-Ar Rahim ada beberapa makna. Ar Rahman Yang Maha Belas Kasih di dunia dan akhirat, Ar Rahim Yang Maha Belas Kasih di akhirat saja. Ar Rahman Yang Memberi Nikmat Dengan Sebesar-Besarnya Nikmat, Ar Rahim Yang Memberi Nikmat Dengan Selembut-lembutnya Nikmat. Ar Rahman Yang Maha Pengasih Ar Rahim Yang Maha Penyayang.

[Surat Al-Baqarah 164]
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah silih bergantinya malam dan siang, kadang malam lebih panjang dari siang, kadang sebaliknya. Pergantian panjang pendek waktu siang dan malam ini kurang begitu kita rasakan di Indonesia, tapi di Negara lain seperti di Arab Saudi akan terlihat mencolok bisa selisih 1 – 2 jam. Langit membentang luas tanpa penyangga sekian lamanya tidak pernah bocor atau pun pecah. Q.S. Qaaf ayat 6:
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7)
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata
Bagaimana bumi kelihatan seperti datar padahal bumi itu bulat? Lafadh Samawat dibuat jama’ Al Ardl dibuat mufrad (tunggal) padahal sama-sama terdiri dari 7 lapis, hanya saja lapisan langit berjarak sedang lapisan-lapisan bumi menyatu.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ [لقمان:25]
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah."
Orang kafir model bagaimana pun jika kita tanya one by one “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” pasti mereka akan menjawab “Allah”.
Diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah kapal dengan ribuan ton kebutuhan manusia tidak tenggelam di lautan. Hujan yang turun dari langit dalam bentuk gumpalan es sampai dibumi sudah berupa tetesan air yang lembut. Kemudian dari air menumbuhkan berbagai macam tanaman di bumi yang asalnya kering. Q.S. Ar Ra’d ayat 4:
يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ
……disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya
Dari air hujan yang sama tapi menumbuhkan buah-buahan dengan aneka warna dan rasa. Bagaimana Allah menuangkan air dalam batok kelapa muda. Memang orang kafir sungguh keterlaluan menyamakan Allah dengan patung, sedangkan manusia disamakan patung saja tidak terima. Dan bagaimana Allah memberi pigmen warna kepada kucing yang berbeda warna satu dengan lainnya.
Memang manusia itu lucu dan tidak punya malu, ketika suatu pagi ayam kita bertelur ada tetangga yang bertanya “ini telur siapa?” kita menjawab ”telurku” tapi keesokan harinya ketika ayam kita mengeluarkan kotoran dan tetangga kita tanya ”ini tahi siapa?” kita pasti menjawab “tahi ayam”. Mestinya kalau konsisten jawabnya harus ”tahiku”. Senang mengklaim yang bukan hasil karyanya. Q.S. Yaasin ayat 71:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71)
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?
Keterbatasan akal manusia tidak akan menjangkau dzat Allah sehingga Nabi Muhammad memerintahkan kita untuk berfikir tentang ciptaanNya tidak pada penciptanya.
تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

[Surat Al-Baqarah 165-167]
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (165) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ (166) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ (167)
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

Walaupun tanda-tanda kekuasaan Allah begitu nyata tapi tetap saja mereka penyembah berhala mencintai sesembahannya sebagaimana ia mencintai Allah. Sedangkan orang mukmin cintanya pada Allah lebih dari segalanya.
Qira’at Sab’at lafadh وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوْا  ada yang membaca walaw tara memakai ta’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya kamu (Muhammad) melihat orang-orang yang berbuat zalim” ada yang membaca “walaw yara” memakai ya’ mudlara’ah yang artinya “Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui”.
Besok di hari kiamat mereka orang-orang kafir baru akan mengakuinya. Dan para pengikut kafir akan merasa kecewa terhadap pimpinan mereka ketika tahu ternyata pimpinan mereka berlepas tangan atas nasib mereka. Neraka itu ada 7:
1.      Neraka Jahannam (Nerakanya umat islam yang berbuat dosa dan belum bertaubat)
2.      Ladha (Nerakanya umat Kristiani)
3.      Huthamah (Nerakanya umat Yahudi)
4.      Sa’ir (Nerakanya kaum Shabi’ah atau golongan penyembah malaikat)
5.      Saqar (Nerakanya kaum Majusi)
6.      Jahim (Nerakanya kaum watsany atau penyembah berhala)
7.      Hawiyah (Nerakannya orang-orang Munafiq)
Setiap penghuni neraka pasti melewati Jahannam. Ketika masih di Jahannam maka masih ada harapan untuk bisa keluar, tapi ketika sudah menembus neraka berikutnya maka sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa keluar dari neraka. Mereka akan kekal selama-lamanya.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا [النساء: 145]
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim

Friday, June 24, 2016

KAJIAN SURAT AL BAQARAH AYAT 161-162

Views :
HURMAT MAULID NABI ITU PENTING BANGET
Catatan Kecil Pengajian Tafsir Al Qur'an Bulan Ramadhan hari Jumu’ah (24/06/16) Ba'da Shubuh
Oleh: KH. M. Sya’roni Ahmadi Kudus

Haji kedua, ketiga, dan seterusnya hukumnya memang sunah tapi niatnya tetap wajib:
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى تيداك بوليه نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ سُنَّةً للهِ تَعَالَى
Sebagaimana shalat mayit hukumnya fardlu kifayah sehingga jika sudah ada 1 atau 2 orang yang telah menshalati maka gugur kefardluan bagi yang lain. Apabila ada yang menshalati berikutnya hukumnya sunat namun niatnya tetap wajib. Shalat jenazah dihukumi sunat dimaksudkan apabila sudah siap untuk melaksanakan shalat jenazah tapi diurungkan atau tidak jadi maka boleh.
Praktek Haji itu ada 3:
1.      Ifrad          : Mendahulukan haji sampai selesai baru kemudian melaksanakan umrah.
2.      Tamathu   : Mendahulukan Umrah sampai selesai baru kemudian melaksanakan Haji.
3.      Qiran         : Melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan.
Melaksanakan haji Ifrad tidak terkena dam (denda), sedang Tamathu’ dan Qiran terkena dam. Dam haji dengan menyembelih kambing yang sudah memenuhi syarat qurban di tempat penyembelihan di tanah haram dan dagingnya dibagikan kepada faqir miskin.
Pelaksanaan haji menurut Imam Syafii paling utama adalah Ifrad, menurut Imam Hambali paling utama Tamathu’, menurut Imam Hanafi paling utama Qiran. (al Majmu’ ala Syarh al Muhadzab) Perbedaan pendapat ini perlu diketahui agar tidak mengunggulkan ibadah hajinya dan saling merendahkan ibadah haji orang lain.

[Surat Al-Baqarah 161-162]
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (161) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (162)
Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la'nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam la'nat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Orang kafir besok di neraka tidak ada keringanan siksa bagi mereka maupun diberi kesempatan kembali untuk taubat. Namun ada yang indah dari peristiwa Abu Lahab paman Nabi Muhammad yang sudah di nash dalam Al Qur’an termasuk orang yang kekal di neraka mendapat keringanan siksa setiap hari senin karena pernah berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad sehingga saking bahagia budaknya yang paling mahal bernama Tsuwaybah dimerdekakan. Jika orang kafir berbahagia atas kelahiran beliau baginda Rasul mendapat keindahan yang sedemikian, bagaimana jika yang berbahagia adalah umat Islam? Imam Syamsuddin bin Nashiruddin Ad Dimasyqi melantunkan syair:
إذا كان هذا كافرا جاء ذمه  بتبت يداه في الجحيم مخلدا
Jika orang kafir yang telah datang celaan baginya, ayat “Celakalah kedua tangannya” kekal di dalam neraka Jahim,
أتى أنه في يوم الإثنين دائما  يخفف عنه للسرور بأحمد
telah tiba pada setiap hari Senin untuk selamanya, diringankan siksa darinya karena bergembira dengan kelahiran Ahmad
فما الظن بالعبد الذي كان عمره  بأحمد مسرورا ومات موحدا؟
maka bagaimanakah dugaan kita terhadap seorang hamba yang sepanjang usia karena kelahiran Ahmad, lantas ia selalu bergembira dan tauhid menyertai kematiannya?

Semoga bisa diterima dan bermanfaat bagi sesama!
Abi Nala Wa Bimbim